Guna Menyinkronkan Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia, Pra Konreg Bali Digelar
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah (BPIW) kembali mengadakan Pra Konreg di Denpasar, Bali, 18-19 Februari 2016. Kegiatan ini
merupakan yang Pra Konreg ketiga kalinya, setelah sebelumnya dilaksanakan di Medan dan Yogyakarta.
Saat mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Taufik Widjoyono membuka kegiatan tersebut,
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Keterpaduan Pembangunan, Danis Hidayat Sumadilaga menyatakan kegiatan
Pra Konreg ini bertujuan menerpadukan dan menyinkronkan pembangunan infrastruktur PUPR di Bali, Nusa
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Diharapkan nantinya, pembangunan infrastruktur dapat lebih terakselerasi dengan baik terutama di
daerah perbatasan dan kawasan pariwisata. “Bapak Presiden dalam beberapa kesempatan menekankan
percepatan pembangunan di daerah perbatasan dengan Negara Papua Nugini maupun Timor Leste. Jalan
raya perbatasan harus tersambung. Kemudian waduk- waduk, instalasi air bersih maupun permukiman juga
harus menjadi prioritas utama kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut Danis mengatakan meski Bali sudah terkenal sebagai destinasi utama pariwisata dunia,
namun Indonesia memiliki kawasan wisata lain yang dapat lebih dikembangkan, misalnya Labuhan Bajo,
Mandalika Lombok, Raja Ampat dan destinasi wisata lainnya. Selain soal pariwisata, yang perlu juga
dikembangkan adalah kawasan pertanian yang merupakan lumbung pangan di wilayah timur Indonesia. Hal
ini untuk mendukung ketahanan pangan bagi kemakmuran rakyat.
Saat memberikan paparannya, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian
PUPR Hermanto Dardak mengatakan bahwa membangun infrastuktur saat ini harus berbasis kewilayahan,
sehingga pembangunan infrastruktur tidak sekedar dalam bentuk fisik saja, tapi membangun kawasan
yang terkoneksi satu sama lain. Kemudian juga suatu kawasan digali potensi yang ada, sehingga dapat
berkembang dan juga memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
“Setiap pembangunan bukan hanya menghasilkan output saja, tapi juga outcome dan impact, sehingga
dapat menciptakan lapangan kerja serta meningkatnya hasil produksi yang ada di daerah tersebut,”
tutur Dardak. Selain itu, Dardak menyatakan dengan pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan
wilayah ini, pemerintah berusaha mengurangi disparitas yang terjadi antara wilayah timur dan barat
Indonesia.
Untuk mengikis disparitasi ini, menurut Dardak telah disusun rencana keterpaduan pembangunan
infrastruktur PUPR berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) di pulau Bali, Nusa Tenggara,
Maluku dan Papua, seperti dukungan terhadap pembangunan tol laut, pembangunan bandar udara baru dan
bandar pengumpul, dukungan terhadap Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), dukungan
terhadap kawasan industri, dan dukungan terhadap Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Bali, Jayadi Jaya menambahkan permasalahan infrastruktur di setiap
daerah sangat beragam. Dengan kondisi tersebut, Jayadi yang hadir mewakili Gubernur Bali menyatakan
penyelesaian permasalahan infrastruktur bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, namun juga
menjadi tugas Kementerian PUPR yang merupakan perwakilan dari pemerintah pusat.
Dalam laporan kegiatan Pra Konreg, Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur
(PPEKI) BPIW Kementerian PUPR, Harris H. Batubara menyampaikan bahwa dalam acara ini beberapa daerah
dan satminkal dibagi menjadi beberapa desk dengan tujuan untuk berintegrasi dan berkomunikasi,
sehingga didapatkan masukan-masukan terkait rencana program tahun 2017 dan dijadikan sebagai bahan
untuk pelaksanaan Konreg pada Maret mendatang.
“Jumlah peserta yang hadir dalam acara ini mencapai 368 orang. Terima kasih khususnya kepada Dirjen
Cipta Karya dan Satker Provinsi Bali yang telah memfasilitasi kegiatan Pra Konreg ini” tukasnya.
Bila hari pertama diisi beberapa kegiatan seperti acara pembukaan dan paparan dari Kepala BPIW, hari
kedua dilanjutkan dengan diskusi di masing-masing desk yang dibagi tiap-tiap provinsi yang
didalamnya terdapat perwakilan dari daerah dan satminkal terkait. (adn/humasbpiw)